🌊 Mencari Ridho Allah Dalam Hidup
Setiapaktivitas kita dalam mencapai kesuksesan dan cita-cita hidup di dunia harus dalam rangka mendapat ridho Allah SWT. Petunjuk, cara, contoh orang yang mendapat ridho Allah dan sebaliknya mendapat laknat Allah ada dalam Al-Qur'an. Allah SWT juga memerintahkan kita untuk membaca Al Qur'an agar kita mendapat RidhoNya.
Bukankahtujuan hidup kita di dunia ini adalah mengharap ridho Allah SWT? Nah, untuk mendapatkan ridho-Nya, maka kita harus melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. serta dimudahkan untuk menjalani perubahan dalam hidup. Mungkin itu saja yang bisa Saya bagikan kali ini tentang cara hijrah untuk menjadi pribadi yang
50kaidah diambil dari Qur'an. (Dr. Umar bib Abdullahh Al-waqbil) Kaidah ke 14. Menentukan Pilihan Hidup. -Hidup adalah perjalanan panjang, jangan sampai kita salah dalam menentukan pilihan. Cara memilih yang sederhana adalah Memilih Yang Allah Pilihkan Untuk Kita. tujuan hidup kita adalah untuk.mendapatkan ridho Allah dan masuk surga.
Kehadirannyauntuk memberikan pengarahan kepada siswa-siswi. Tersebut disampaikan dalam rilisnya, di Magelang, Senin (4/2/2019). Dihadapan ratusan murid, guru dan karyawan, Dandim mengatakan pentingnya tujuan hidup adalah mencari ridho Allah. Karena itu, ia mengajak untuk mengisi hidup dengan hal hal yang baik atau hal yang positif.
Pemilihanpasangan hidup atas dasar cinta serta keikhlasan, sehingga pernikahan dilandasi rasa kerelaan dari kedua pasangan dalam rangka mencari ridho Allah dengan mengikuti sunnah. Awal pernikahan yang demikian dapat membentuk keluarga yang sakinah, karena kedua pasangan menjadikan agama sebagai landasan untuk saling mengikat diri dalam tali
MencariRidho Allah. Demikian pula dengan ridha Allah Ta'ala. Untuk mendapatkan ridha Allah, mustahil bisa diraih dengan bermaksiat. Seumur hidup bermaksiat, berfoya-foya, jauh dari Allah, lalu berharap meninggal dalam keadaan diridhai oleh Allah Ta'ala. Apalagi dengan memilih jalan hidup di luar Islam, tentu akan lebih mustahil.
Orangyang mencari ridho Allah akan berbuat baik dan tidak peduli dengan penolakan. Ustadz Tri menjelaskan bahwa orang yang mencari ridho Allah akan husnuzan dengan amalnya. Sebab banyak amal sia-sia ketika pada hari kiamat sebab tidak ada niatan mencari ridho Allah. "Amal yang beterbangan, Ibnu Katsir mengatakan terjadi pada hari kiamat.
Sebagailanjutan dari iman dan taqwa seorang manusia pada Rasulullah, maka manusia juga bertawassul melalui Rasulullah. Tawasul ini sendiri merupakan upaya seorang muslim untuk mendekatkan diri pada Allah dan mencapai ridho-Nya.. Ada beberapa jenis tawasul.Mulai dari taat melaksanakan ibadah, menjauhi semua larangan-Nya, mengamalkan seluruh amalan sesuai petunjuk Rasulullah.
Tanparidho Allah,hidup kita akan hampa,kering,tidak dapat merasakan nikmat atas segala apa yang telah ada di genggaman kita,bermacam masalah silih berganti menyertai hidup kita. , penulis akan mencoba menguraikan beberapa Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Keiklasan kita dalam mencari Ridho Allah dalam hal keiklasan dalam menuntut
7Vi4. ISLAMADANIA - Setiap muslim harus tahu. Inilah cara mencari ridho Allah dengan ilmu. Simak selengkapnya. Sesungguhnya di antara sebaik-baiknya perkara untuk memanfaatkan waktu adalah menyibukkan diri dengan ilmu syar'i, dengan mencari dan memperolehnya, dan dengan mengulang-ulang dan mengajarkannya. Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk ibadah yang paling baik dan ketaatan yang paling mulia. Baca Juga Sang Anak Meminta Keadilan Karena Ayahnya Dituduh Memperkosa, Bagaimana Hukum Fitnah dalam Islam Oleh karena itu, para ulama baik dahulu maupun hari ini memberikan kepedulian dengan menjelaskan adab-adab yang sepantasnya dimiliki oleh para penuntut ilmu. Adab-adab tersebut adalah perhiasan sekaligus jalan menuju keberuntungan dan keberhasilan. Salah satu adab dalam menuntut ilmu yang harus muslim ketahui adalah mengikhlaskan niat kepada Allah. Baca Juga Cara Mendapatkan Cinta Sang Pujaan Hati, Dari Kisah Nabi Yusuf, Ini Penjelasan Habib Jafar Ilmu adalah ketaatan dan ibadah, sedangkan ikhlas kepada Allah wajib hukumnya dalam seluruh bentuk ibadah dan ketaatan. Ikhlas dalam menuntut ilmu adalah mencari ridho Allah dengan ilmu tersebut. Maka, ketika ambisi seorang penuntut ilmu adalah untuk memperoleh ijazah atau menduduki suatu jabatan untuk mendapatkan manfaat yang bersifat materi saja, maka sesungguhnya ia tidak ikhlas. Baca Juga Abdi Sumaithi Maknai Hari Lahir Pancasila Dengan Perkuat Wawasan Kebangsaan Salimah Kota Tangerang Dalam hal ini, Nabi telah mendorong kita untuk mengikhlaskan niat kepada Allah, sebagaimana dalam hadis muttafaqun alaih "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan." HR Al-Bukhari dan Muslim Baca Juga 19 Sikap Rasulullah yang Jika Kita Amalkan, Membuat Kita Disayangi dan Dicintai Terkini
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mencari ridho artinya melakukan sesuatu dengan semata-mata karena Allah SWT. Maka dengan itu jika seseorang yang memiliki prinsip untuk dengan semata-mata mencari ridho Allah yaitu mereka yang berniat melapazd kan di dalam hatinya dengan kata lailahaillah di sertai dengan penuh yang memiliki filosofi lailahailallah dan tentu barang siapa yang akhiri kalam nya dengan mengucap kalimat lailahailallah lantas mereka akan masuk surga sabda nabi Muhammad tetapi yang di maksud mencari Allah itu bukan hanya sholat,berzikir, atau mengaji namun itu semua memiliki makna yang sangat luas ini Yang di sebut dengan menyangkut filosofi hidup atau menyangkut ideologi. Jadi konsekwensinya jika seseorang yang benar-benar niatnya tulus dengan mencari ridho Allah SWT maka ia akan mengikuti apa yang di ingin kan Allah SWT karena tentu jika seseorang itu ia akan banyak berbuat baik,berbagi lembut,tidak menyakiti orang lain atau menyinggung perasaan seseorang dan titik akhirnya yaitu memanifestasikan kehendak Allah karna sikap-sikap yang baik yang membiasakan Rahmat bagi semesta Alam inilah yang menjadi ukurannya jadi prinsip-prinsip inilah yang saat ini terkikis dan semakin langka kita temukan karna saat ini banyak orang yang bertindak sebaliknya atau bisa di katakan manusia-manusia mencari murka Allah SWT tapi tidak mencari ridho Allah SWT. Kalo kita kiat-kiat pada masa sekarang ini hak-hak rakyat kecil yang tertindas di abai kan begitu saja kebenaran di lecehkan,keadilan,di injak-injak kebohongan di ikuti semakin banyak orang yang bertindak semuanya tanpa menghiraukan perasaan saudaranya padahal nabi Muhammad telah bersabda dalam hadist nya yang berbunyi "barang siapa yang menyakiti orang mukmin atau orang yang baik di ridhoi oleh Allah SWT maka ia menyakiti rasul-nya begitu pun sebaliknya dan barang siapa yang menyakiti rasul-nya maka ia menyakiti Allah SWT" jadi itu semua sangat jelas jika seseorang yang menyakiti rakyat kecil dan menyakiti saudara-saudara nya maka Allah SWT pasti akan sangat murka terhadap seseorang tersebut beda dengan orang terdahulu karna kebanyakan orang terdahulu atau leluhur bangsa ini mereka sangat menjunjung prinsip ini, Mereka Sangat takut kepada Yang maha kuasa dan mereka sangat mengupayakan terciptanya keamanan oleh karna itu kita bisa mengambil ibroh atau pembelajaran mulai pada saat ini slalu menghormati sesama,jagalah perasaan manusia,penuhilah hak orang lain dan jalanilah hidup ini semata-mata karna Allah SWT. Begitu pun sebaliknya ketika banyak hati yang tidak saling meridhoi maka Allah SWT tidak mungkin ridho dan jika kita melakukan perbuatan dengan tidak semata-mata karna Allah SWT maka Allah SWT juga tidak mungkin ridho terhadap perbuatan yang kita perbuat tersebut. Alangkah buruknya manusia yang menyebah Allah SWT lantaran masuk ingin di selamat kan dalam api seandainya surga dan neraka tak ada apakah engkau akan tetap Lihat Diary Selengkapnya
Cara Mendapatkan Ridho Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 15 Rajab 1440 H / 22 Maret 2019 M. Khutbah Pertama – Khutbah Jum’at Cara Mendapatkan Ridho Allah إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ Ikhwatal Iman, Sidang Jum’at Rahimakumullah, Setiap Mukmin, yang ia harapkan dan yang paling besar pengharapannya adalah mendapatkan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena keridhoan Allah baginya segala-galanya. Sebab apabila Allah ridho kepadanya, maka Allah pasti berikan kepadanya berbagai macam inayah, taufik, rahmat dan kasih sayangNya. Sebaliknya apabila Allah murka kepadanya, maka apalah kehidupannya untuk manfaat di dunia dan akhiratnya? Sebab kalau Allah murka Allah pasti halangi dirinya dari rahmat dan hidayahNya. Maka seorang Mukmin berusaha sekuat tenaga mencari ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap gerak-gerik hidupnya, dalam setiap aktivitasnya, karena tujuan hidupnya memang akan kembali kepada Allah Jalla wa Ala. Ada sebuah amal yang apabila kita amalkan dan kita jaga akan menjadi halal keridhoan Allah kepada kita. Disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda مَا مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ إِنْسَانٍ أَوْ عَبْدٍ يَقُولُ حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Tidaklah seorang Muslim atau manusia atau seorang hamba berkata ketika menjelang sore dan pagi hari; “Radhiitu billahi rabba wabil islaami diina wabimuhammadi nabiyya aku ridho kepada Allah sebagai Robbku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Nabi, kecuali Allah berhak untuk meridhoinya pada hari kiamat.” HR. Ibnu Majah Saudaraku sekalian, ucapan ini ucapan yang sangat ringan di lisan kita namun pahalanya sangat besar dan maknanya pun sangat dalam sekali. Seseorang hamba yang berkata رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا “Aku ridho Allah sebagai Rabb” Pernyataan yang membutuhkan pada konsekuensi ketika ia menyatakan “aku ridho Allah sebagai Rabbku.” berarti dia harus hidup dengan ketentuan-ketentuan yang Allah tentukan dalam hidupnya, dengan semua takdir yang Allah berikan kepadanya dan dia yakin bahwasanya semua yang Allah tentukan untuk dirinya itu yang terbaik dalam hidupnya. Karena ia yakin bahwa Allah tidak mungkin mendzalimi hamba-hambaNya. Ketika ia berkata “Aku ridho Allah sebagai Rabb”, berarti dia sudah siap untuk senantiasa Sami’na wa Atha’na kepadaNya, untuk senantiasa patuh dan tunduk kepada semua perintah-perintahNya, dan siap untuk menjauhi larangan-laranganNya. Dia yakin bahwa semua perintah Allah pasti maslahat dalam hidupnya, dia yakin pasti semua larangan-larangan Allah mengandung mudzarat yang besar dalam hidupnya. Maka ia senantiasa tunduk dan patuh karena ia ridho Allah sebagai Rabbnya yang ia senantiasa taati dalam hidupnya. Berbeda dengan orang yang ucapannya berakata “Radhiitu billahi rabba”, tapi ternyata ia lebih ridho hawa nafsu sebagai pengaturnya, ia lebih ridho untuk diatur oleh selain Allah Rabbul Izzati wal Jalah, ia lebih riha dengan syahwatnya, maka ia tidak akan tunduk kepada Allah. Maka hakikatnya orang ini berkata secara dusta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا “Aku ridho Allah sebagai Rabb” Maka kita senantiasa ridho dengan shalat-shalat kita, kita ridho ketika mendengarkan adzan untuk senantiasa mendirikan shalat dan kemudian pergi ke masjid dengan penuh keridhoan dan kegembiraan karena kita ridho Allah sebagai Rabb kita, satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Maka kita tidak ridho apabila Allah disekutukan, kita tidak ridho kepada Tuhan-Tuhan yang disembah selain Allah, karena kita hanya ridho Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Karena Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada yang sebanding dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا “Aku ridho Islam sebagai agama” Keridhoan yang berkonsekuensi ia berusaha untuk menjalankan semua syariat Islam dalam hidupnya, dalam pakaiannya, dalam makannya, dalam aqidahnya, dalam ibadahnya, bahkan dalam seluruh sisinya ia ingin mengaplikasikan Islam. Ia merasa senang bahkan ia merasa bangga Islam sebagai agamanya. Karena itulah agama yang diridhoi oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ “Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam.” QS. Ali-Imran[3] 19 Allah berfirman وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٨٥﴾ “Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah. Dan pada hari kiamat nanti ia termasuk orang-orang yang merug.” QS. Ali-Imran[3] 85 Ia merasa senang dengan Islam, karena ia tahu bahwa ia adalah agama yang Allah ridhoi untuk manusia seluruhnya. Maka ia berusaha mengkaji Islam, mempelajari Islam, menjalankan dalam kehidupan sehari-harinya, terlihat pakaiannya Islam, terlihat ia dalam tingkah lakunya tingkah laku Islam, terlihat dalam adabnya adab Islam, terlihat didalam keyakinannya keyakinan Islam, bahkan dalam seluruhnya ia betul-betul ingin menjadi Islam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang Muslim yang menyatakan “Aku ridho Islam sebagai agama”, maka akankah ia kemudian tidak merasa ridho dengan aturan yang Allah turunkan berupa aturan Islam yang sangat indah ini? Seorang Muslim tentu ia sangat ridho dengan Islamnya. Karena kalau kita perhatikan, Islam itu agama yang sangat indah sekali, yang senantiasa memerintahkan segala macam kebaikan dan melarang dari berbagai macam keburukan. Islam mengajarkan kepada kita keadilan, Islam memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada manusia, berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahim, berkata yang baik, dan tidak menjadikan kita sebagai orang-orang yang senantiasa mengharapkan kehidupan dunia, karena orientasi Islam adalah kehidupan akhiratnya. Ketika seseorang mengharapkan kehidupan akhirat, maka Allah pun perbaiki kehidupan dunianya. أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم Khutbah kedua – Khutbah Jum’at Cara Mendapatkan Ridho Allah الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ Ummatal Islam, Kemudian ia berkata وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا “Dan aku ridho Nabi Muhammad sebagai Nabiku” Maka ia jadikan Rasulullah sebagai suri tauladan dalam hidupnya. Allah berfirman لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾ “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan kehidupan akhirat dan senantiasa berdzikir kepada Allah.” QS. Al-Ahzab[33] 21 Ia ridho Rasulullah sebagai Nabinya, maka ia pun berusaha menghidupkan sunnah-sunnahnya. Terlihat dalam pakaiannya sunnah Rasulullah, terlihat didalam shalatnya sunnah Rasulullah, terlihat dalam makanannya sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia berusaha untuk mempelajari hadits-haditsnya, bahkan dia merasa gembira dengan mempelajari hadits-hadits Rasul. Karena ia mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia ridho Nabi Muhammad sebagai Nabinya. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di dadanya menjadi sesuatu yang luar biasa yang sangat ia cintai dari seluruh manusia. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ia dahulukan pendapatnya dibandingkan pendapat seluruh manusia di dunia ini. Ia tidak pernah ridho untuk mendahulukan pendapat manusia diatas pendapat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Itulah orang-orang yang ridho Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai Nabinya. Yang senantiasa ia merasa bahwasannya dia adalah pengikut Rasulullah. Maka ia ikuti semua yang Rasulullah ajarkan kepadanya. Saudaraku sekalian, siapa yang mengucapkan ini رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا “aku ridho kepada Allah sebagai Robb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi.” Maka kemudian ia baca setiap pagi dan petang, kata Rasulullah, “Ia berhak untuk mendapatkan keridhoan Allah pada hari kiamat.” اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ عباد الله إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر. Download Khutbah Jum’at Cara Mendapatkan Ridho Allah Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.
mencari ridho allah dalam hidup